Kamis, 25 Oktober 2012

Acaman Radikalisme

Dalam konteks Indonesia, faktor utama munculnya radikalisme adalah frustasi keagamaan karena deprivasi relatif teologis. Tidak mudah untuk percaya bahwa ancaman kekerasan berlatar belakang agama dan radikalisme di Indonesia mulai pudar. Masih segar di ingatan masyarakat ledakan bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Tegalharjo, Jebres, Solo, akhir September silam. Pelaku yang kemudian diidentifikasi sebagai Achmad Yosepa Hayat rupanya masih bagian dari jaringan teroris Cirebon. Fakta ini lebih dari sekedar bukti bahwa ancaman radikalisme masih nyata di Nusantara. Bisa saja teroris dari berbagai jaringan saat ini sedang mempersiapkan teror baru di Tanah Air. Sebagai jalan keluar untuk meredam ancaman terorisme dan radikalisme di tanah air beberapa pihak berharap RUU Intelijen bisa segera disahkan agar menjadi payung hukum penindakan aksi terorisme di Tanah Air.

1 komentar:

  1. Radikalisme tidak hanya dari faktor ideologi atau keagamaan, menurut saya faktor ekonomi juga mempengaruhi tindakan-tindakan masyarakat yang mudah dipengaruhi oleh masalah perut.

    Bisa jadi tindakan radikal tersebut dibuat oleh seseorang yang inngin negara ini kacau, dan menyuruh orang-orang yang memiliki masalah ekonomi untuk bertindak radiklan dan anarkis atas nama agama tertentu

    BalasHapus